March 28, 2009

Tragedi Situ Gintung

Situ Gintung, tempat penampung air yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda ini pada tahun 1933 diperuntukan sebagai danau resapan air untuk kota jakarta.
Dahulu situ gintung lebarnya mencapai 38 Hektar, dan selama 76 tahun telah menyusut menjadi 21 hektar saja. Kepadatan penduduk menjadikan daerah yang seharusnya bebas daerah pemukiman disulap menjadi perkampungan dan perumahan. Daerah resapan pun kian sempit dan terhimpit.
Bencana itu muncul pada hari Jumat (27/3/2009) pagi. Berbagai faktor dijadikan biang keladi dari bencana ini. Mulai dari hilangnya daerah resapan, pendirian bangunan diatas tanah kosong milik negara, hingga turunnya hujan yang memberikan tambahan pasokan air ke Situ Gintung hingga 2 juta meter kubik per detik, tidak ada tanggapan pemerintah saat para warga telah melaporkan adanya keretakan dan longsor kecil pada dinding tanggul di bulan November 2008.
Tanggung jawab yang seharusnya dipikul dipundak pemerintah, baik pusat maupun daerah dan masyarakat menjadi lempar-lemparan tanggung jawab. Yang satu bilang tidak tahu menahu soal pengelolaan situ tersebu, yang lain bilang "sewaktu saya kesana tidak ada laporan seperti itu sehingga dana yang diperuntukan untuk merawat Situ dibuat jogging trek".
Bencana ini tidak datang begitu saja. Melalui proses selama 76 tahun akibat kelalaian para aparat yang membiarkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan masyarakat, kelalaian merawat tanggul, kelalaian merawat lingkungan hidup dimana pohon dirubah menjadi tembok rumah karena lapar melihat tanah kosong.
Lebih dari 99 warga telah dinyatakan tewas saat ini dan 120 an lagi masih dinyatakan hilang. Kerugian miliaran rupiah dan rusaknya infrastruktur kini yang dirasakan. Tangis dan air mata warga yang kini terdengar. Para pemimpin negri datang silih berganti menyatakan turut berduka saja tanpa merasa "Oh, ini termasuk dari tanggung jawab dan pendahulu saya, hukumlah kami".
Musibah ini mari kita jadikan sebagai pertanda dan teguran bahwa kita harus merawat lingkungan dan bertakwa kepada Allah S.W.T. Karena Allah S.W.T telah mengingatkan kita untuk tidak membuat kerusakan dimuka bumi ini.
Akhir kata semoga keluarga korban tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini dan berserah diri bahwa inilah salah satu ketetapan Allah S.W.T.

Featured post

(Melancholy) - Cairan empedu hitam

Tadi pagi saya dapat invite sebuah quiz tentang "apakah kepribadianmu". Hasilnya adalah ... " Melankolik ( Melancholy ) - Ca...